Menggaungkan Suara Masa Kini

Pemkot Samarinda, PLN, dan LAN Kaltim Sepakat Perangi Stunting Lewat Program GENTING

Terbit Selasa, 14 Oktober 2025
Komitmen Bersama Turunkan Angka Stunting di Samarinda

resonansi.co.id – Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk menekan angka stunting tidak berjalan sendiri. Kini, langkah itu mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk dunia usaha dan lembaga negara. Salah satu bentuk konkretnya diwujudkan melalui penandatanganan komitmen bersama antara Pemkot Samarinda, PT PLN (Persero) UP3 Samarinda, dan Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Perwakilan Kalimantan Timur.

Penandatanganan tersebut berlangsung di Aula Kecamatan Samarinda Ulu, Jalan Ir. H. Juanda No. 5, Senin (13/10/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari Program GENTING (Gerakan Cegah Stunting) yang digagas Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Samarinda.

Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat penurunan angka stunting. Ia menyebut, persoalan gizi buruk tidak bisa diselesaikan hanya dengan intervensi pemerintah daerah semata.

Kegiatan ini adalah kolaborasi antara Pemkot dengan PLN melalui BP2KP. Tujuannya untuk menurunkan angka stunting di Kota Samarinda,” ujar Saefuddin saat diwawancarai usai acara.

Menurutnya, kerja sama ini menjadi langkah awal yang diharapkan dapat membuka jalan bagi keterlibatan lebih banyak pihak, terutama sektor swasta, dalam mendukung upaya pemerintah menekan angka stunting.

Ini yang pertama, dan insyaallah ke depan akan ada perusahaan-perusahaan lain yang ikut membantu. Jadi tidak hanya mengandalkan anggaran APBD,” katanya.

Saefuddin menjelaskan, Pemkot Samarinda saat ini menargetkan penurunan angka stunting dari 20,3 persen menjadi sekitar 18 persen pada akhir tahun 2025. Angka tersebut, menurutnya, bisa dicapai jika seluruh elemen masyarakat ikut terlibat secara aktif.

“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan gerakan bersama, mulai dari keluarga, masyarakat, hingga dunia usaha. Kuncinya adalah kesadaran bersama bahwa stunting bukan hanya urusan kesehatan, tapi juga masa depan generasi,” tegasnya.


PLN Hadirkan Dukungan Nyata Lewat Program Sosial

Sementara itu, Manajer PT PLN (Persero) UP3 Samarinda, Hendra Irawan, menyampaikan bahwa partisipasi PLN dalam program GENTING merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat.

Kami ingin menjadi bagian dari masyarakat. Program ini juga sejalan dengan salah satu program Asta Cita Presiden Prabowo, yaitu makan bergizi gratis, dan program GENTING Pemkot Samarinda,” ungkap Hendra.

Melalui Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN, pihaknya menyalurkan bantuan senilai Rp51,3 juta bagi 9 ibu menyusui dan 12 anak di bawah usia dua tahun (baduta). Bantuan tersebut disalurkan dalam bentuk paket makanan bergizi dan pendampingan gizi selama tiga bulan.

“Harapannya, sebelum stunting terjadi bisa dicegah lebih dulu dengan memberikan makanan bergizi. Setelah tiga bulan kami pantau berjalan dengan lancar, bisa kita teruskan lagi untuk calon-calon penerima lainnya,” jelasnya.

Hendra menegaskan, program seperti ini bukan sekadar kegiatan seremonial. PLN ingin memastikan bahwa bantuan yang diberikan memiliki dampak nyata terhadap keluarga penerima manfaat. “Kami juga akan melakukan evaluasi rutin bersama DPPKB dan kader kesehatan untuk melihat sejauh mana perubahan kondisi gizi anak-anak tersebut,” tambahnya.

Ia pun menyampaikan apresiasi kepada Pemkot Samarinda atas keterbukaan dan kemauan berkolaborasi dengan pihak swasta. Menurutnya, semangat gotong royong antara pemerintah dan dunia usaha seperti ini harus terus dijaga.

Kami merasa terhormat bisa ikut ambil bagian. Semoga kerja sama ini menjadi contoh bagi instansi lain untuk ikut berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera,” ujarnya.


GENTING, Gerakan dari Samarinda untuk Generasi Emas

Program GENTING (Gerakan Cegah Stunting) merupakan salah satu inovasi Pemkot Samarinda dalam rangka menekan angka stunting melalui pendekatan kolaboratif. Program ini menggabungkan edukasi gizi, intervensi langsung kepada keluarga berisiko stunting, serta dukungan lintas sektor—baik dari pemerintah, lembaga negara, maupun dunia usaha.

Kepala DPPKB Samarinda menjelaskan bahwa fokus utama program ini adalah pencegahan sejak dini, terutama pada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia di bawah dua tahun (baduta). Selain intervensi gizi, program ini juga melibatkan edukasi pola asuh, kebersihan lingkungan, dan peningkatan kesadaran keluarga terhadap pentingnya konsumsi makanan bergizi.

“Stunting tidak bisa diselesaikan dengan bantuan sesaat. Harus ada pendampingan berkelanjutan, perubahan perilaku, dan dukungan lingkungan,” ujarnya.

Pemkot Samarinda menilai, program GENTING yang dikombinasikan dengan dukungan CSR perusahaan seperti PLN dapat mempercepat capaian target nasional zero stunting pada 2030.


Wakil Wali Kota Saefuddin menutup sambutannya dengan ajakan kepada seluruh pihak agar menjadikan program ini sebagai gerakan moral bersama. “Anak-anak yang lahir hari ini adalah masa depan Samarinda. Kalau sejak dini kita jaga asupan gizinya, kita sedang menyiapkan generasi emas untuk kota ini,” ujarnya penuh optimisme.

Bagi Pemkot Samarinda, sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menekan angka stunting yang selama ini masih menjadi tantangan besar di Kalimantan Timur. Lewat komitmen bersama seperti GENTING, Samarinda menunjukkan bahwa perang melawan stunting bukan sekadar slogan, melainkan kerja nyata yang menyentuh langsung kehidupan warga.

Editor: Redaksi

Bagikan:

BERITA TERKAIT