Menggaungkan Suara Masa Kini

Menteri Hanif Puji Balikpapan Sebagai Contoh Nasional Pengelolaan Sampah

Terbit Senin, 14 April 2025
Menteri Hanif Apresiasi Pengelolaan Sampah Balikpapan - Resonansi
Menteri Lingkungan Hidup RI Hanif Faisol Nurofiq (kanan) saat berkunjung ke Kota Balikpapan. (Sumber: Pemprov Kaltim)

Samarinda, Resonansi.co.id – Menteri Lingkungan Hidup RI Hanif Faisol Nurofiq memuji Kota Balikpapan sebagai kota besar satu-satunya yang mampu menerapkan sistem pengelolaan sampah dari hulu ke hilir secara optimal. Hal itu ia sampaikan saat kunjungan kerja ke Balikpapan pada Minggu, 13 April 2025.

“Balikpapan mampu merepresentasikan pengelolaan sampah secara sempurna. Ini luar biasa,” ujar Hanif dalam Rapat Peningkatan Kinerja Pengelolaan Sampah Perkotaan di Hotel Platinum Balikpapan.

Ia menyebut, hingga kini belum ada kota lain yang menunjukkan sistem pengelolaan sampah sebaik Balikpapan. Menurutnya, keberhasilan ini tak lepas dari kerja keras Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud dan dukungan penuh dari Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud (Harum).

“Secara substansial, Balikpapan sudah punya sistemnya. Tinggal ditingkatkan saja untuk mencapai level yang lebih optimal,” katanya.

Balikpapan bahkan dinilai layak menjadi pilot project nasional dalam pengelolaan sampah perkotaan. Menteri Hanif mengatakan, kedatangannya kali ini juga untuk memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah, khususnya Pemprov Kaltim dan Pemkot Balikpapan.

Gubernur Harum menjelaskan, saat ini volume sampah di Kota Balikpapan mencapai sekitar 500 ton per hari. Sementara di seluruh Kaltim, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah 2024, jumlah total sampah mencapai 851.605 ton dengan tingkat penanganan sekitar 67 persen.

Menurut Hanif, perhatian serius terhadap pengelolaan sampah di daerah akan berdampak langsung pada keberhasilan pembangunan secara keseluruhan. Ia berharap konsistensi pengelolaan seperti di Balikpapan bisa dicontoh daerah lain.

“Balikpapan sudah hampir paripurna. Ini dibuktikan dengan raihan Adipura Kencana yang tak mudah diraih. Untuk mendapatkannya, harus lebih dulu menerima Adipura biasa setidaknya tiga hingga empat kali,” ucapnya.

Hanif juga berpesan kepada Gubernur Harum agar tak ragu menegur kepala daerah yang belum serius dalam pengelolaan sampah. Ia menegaskan, komitmen daerah sangat penting untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan.

Salah satu aspek yang membuat Menteri Hanif terkesan adalah kondisi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Manggar. Ia menyebut, saat meninjau langsung ke lokasi, dirinya berdiri dua meter dari area TPA tanpa mencium bau menyengat.

“Ini pertama kalinya kami temukan di Indonesia. Dua meter dari TPA tidak tercium bau. Artinya, pengelolaannya sangat baik,” puji Hanif. (*)

Penulis: Redaksi
Editor: Redaksi

Bagikan:

BERITA TERKAIT