Resonansi.co.id — Curah hujan ekstrem yang turun pada Rabu, 22 Oktober 2025 kembali membuat sejumlah kawasan di Samarinda tergenang. Wali Kota Samarinda, Andi Harun, membeberkan langkah yang kini sedang dijalankan pemerintah untuk mengatasi banjir berkala ini.
Andi menyampaikan adanya perkembangan baru hasil komunikasi antara DPRD Samarinda dan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), yang menyepakati pembangunan kolam retensi di wilayah perbatasan Kukar–Samarinda.
“Alhamdulillah ada perkembangan baru. DPRD Samarinda bertemu Pak Bupati Kukar dan Kukar bersedia membangun kolam retensi di daerah setelah APT Pranoto,” ujarnya (23/10/2025).
Selain koordinasi lintas daerah, Pemkot juga mengajukan usulan proyek ke Kementerian PUPR untuk mempercepat penanggulangan banjir. Usulan itu mencakup pembangunan sheet pile Sungai Karang Mumus, pemasangan beberapa pompa air, penambahan kolam retensi, serta optimalisasi Waduk Benanga oleh BWS Kalimantan IV bersama Pemprov Kaltim.
Curah hujan yang tercatat mencapai 193 milimeter per detik disebut Andi lebih tinggi dibanding banjir besar sebelumnya. Meski kerja masih berjalan, ia menyampaikan permintaan maaf dan menegaskan komitmen pemerintah untuk menyelesaikan persoalan banjir.
Andi Harun menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya kerja bersama antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah agar program penanggulangan dapat berjalan efektif. (*)





