resonansi.co.id – Mahasiswa UINSI Samarinda melalui UKM Olahraga menggelar aksi galang dana bagi korban kebakaran di Kelurahan Pelabuhan. Selama empat hari, mereka berhasil mengumpulkan donasi Rp3,3 juta.
Selama empat hari, 7–10 Oktober 2025, mereka turun ke jalan menggelar aksi galang dana untuk membantu warga yang menjadi korban kebakaran di Jalan P. Diponegoro, Gang Selamat, RT 12, Kelurahan Pelabuhan, Kecamatan Samarinda Kota. Titik aksi tersebar di beberapa lokasi strategis, mulai dari lampu merah bawah Jembatan Mahakam hingga persimpangan Jembatan Mahkota.
Ketua MPO UKM Olahraga, Abdul Gafur, bersama Ketua Umum UKM Olahraga, Prassetya Adi Yudha, mengatakan kegiatan ini tumbuh dari rasa empati mahasiswa terhadap masyarakat yang tengah berduka.
“Tujuan dari aksi galang dana ini sebagai bentuk partisipasi dan empati untuk saudara-saudari kita yang menjadi korban kebakaran di Samarinda,” ujar Gafur, Rabu (8/10/2025).
Selama empat hari aksi, mereka berhasil menghimpun donasi sebesar Rp3.361.200. Dana itu diperoleh dari sumbangan tunai dan non-tunai, baik lewat transfer rekening maupun pemberian langsung dari masyarakat yang melintas.
Meski aksi lapangan telah usai, panitia masih membuka ruang bagi siapa pun yang ingin berdonasi. Bantuan dapat disalurkan melalui rekening BSI 7279266077 a.n. Karnina Hamka, atau dengan menghubungi panitia di Hilda (0822-5258-2642) dan Wahyu (0895-6222-24997).
“Kami berharap donasi yang terkumpul bisa membantu meringankan beban mereka,” tambah Gafur.
Kebakaran yang menjadi latar aksi solidaritas ini terjadi pada Kamis dini hari, 2 Oktober 2025, sekitar pukul 04.20 WITA. Api melalap sedikitnya 20 bangunan, termasuk rumah tinggal dan bangsal. Enam unit sepeda motor turut hangus terbakar dalam peristiwa yang meluluhlantakkan kawasan padat penduduk itu.
Kini, di antara puing-puing yang menghitam, berbagai bentuk bantuan terus berdatangan. Aksi kemanusiaan yang dilakukan mahasiswa UINSI Samarinda menjadi bukti bahwa semangat gotong royong dan solidaritas sosial di Kota Tepian belum padam, bahkan di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang kian individualistis.





