Tenggarong, Resonansi.co.id — Dalam kerangka besar Program Kukar Idaman, revitalisasi Posyandu menjadi langkah nyata Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD). Kepala DPMD Kukar, Arianto, mengatakan pembangunan Posyandu tidak hanya soal infrastruktur, tapi juga memperkuat sistem kesehatan dasar di pedesaan.
“Ini bagian dari upaya menciptakan keluarga sehat dan masyarakat yang tangguh sejak dari tingkat desa,” jelas Arianto.
Hingga 2024, sekitar 50–60 persen dari target 799 unit Posyandu telah dibangun. Untuk tahun 2025, DPMD menargetkan tambahan 16 unit yang difokuskan pada wilayah dengan tingkat kunjungan balita dan ibu hamil yang tinggi.

“Tidak semua bisa dibangun sekaligus. Maka kita susun skala prioritas berdasarkan data dan kebutuhan,” ujarnya.
Kendala yang dihadapi adalah terbatasnya anggaran, terutama untuk pengadaan lahan. Oleh karena itu, sinergi dengan desa dan masyarakat sangat diharapkan, terutama dalam bentuk hibah lahan atau penyediaan lokasi.
“Kalau lahannya siap, kami bisa langsung bangun. Tapi kalau belum, itu akan tertunda,” tambahnya.
DPMD juga memastikan bahwa semua Posyandu yang dibangun mengacu pada standar Dinas Kesehatan. Dalam prosesnya, kolaborasi lintas sektor dilakukan agar pembangunan tidak hanya berhenti di fisik, tetapi juga menyentuh kualitas layanan.
“Kader Posyandu akan terus kami latih, dan sarana pendukung akan ditambah bertahap,” katanya.
Arianto berharap revitalisasi ini mampu menjadikan Posyandu sebagai pusat pelayanan terpadu yang berfungsi maksimal, mulai dari imunisasi hingga edukasi gizi.
“Posyandu harus hidup, bukan sekadar bangunan,” tutupnya. (*)