Menggaungkan Suara Masa Kini

Gubernur Kaltim: Investor Inggris Lirik Pengembangan Pariwisata Maratua dan Derawan

Terbit Minggu, 13 April 2025
Pulau Derawan yang sedang dilirik Investor asal Inggris
Foto Udara Pulau Derawan yang sedang dilirik Investor asal Inggris. (Istimewa)

Samarinda, Resonansi.co.id – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud mengungkapkan adanya investor asal Inggris yang tertarik mengembangkan destinasi wisata Pulau Maratua dan Pulau Derawan di Kabupaten Berau. Rencana investasi ini diharapkan mendorong kedua kawasan menjadi tujuan wisata berkelas internasional.

“Pulau Maratua, Derawan, maupun Kakaban memiliki potensi luar biasa. Ini bukan hanya soal wisata nasional, tapi juga berpeluang menjadi destinasi internasional. Karena itu, promosi yang progresif dan konstruktif perlu terus dilakukan,” kata Gubernur Rudy Mas’ud dalam acara Silaturahmi Media dan Sharing Season di Kantor Gubernur Kaltim pada Senin, 7 April 2025, lalu.

Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni menegaskan bahwa Maratua dan Derawan sebenarnya sudah dikenal secara internasional. Hal ini terlihat dari jumlah wisatawan mancanegara yang secara rutin berkunjung ke resor-resor di sana setiap tahun.

“Destinasi ini sudah mulai terdengar di dunia. Tapi tantangan kita masih pada biaya transportasi yang tinggi karena akses yang terbatas,” ujarnya.

Sri menjelaskan bahwa sebagai pulau terluar, Maratua hanya bisa diakses melalui jalur udara, dan belum memungkinkan untuk menjadi pintu masuk langsung bagi penerbangan internasional karena keterbatasan layanan imigrasi.

“Kita negara kepulauan, tidak mungkin semua bandara jadi pintu masuk internasional. Tapi bandara di Maratua ini adalah bentuk komitmen pemerintah mempermudah akses wisatawan,” katanya.

Terkait minat investor Inggris, Sri mengungkapkan bahwa pemerintah provinsi melalui UPTD di Derawan—yang berada di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan—sedang memproses perubahan status menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Upaya ini didukung oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) yang berhasil menggandeng donatur dari Inggris.

“Saat Dubes Inggris datang tahun lalu, mereka tertarik setelah kita sampaikan kebutuhan untuk mendukung pengembangan pariwisata di Maratua. Akhirnya mereka memberi bantuan lewat YKAN,” jelasnya.

Menurut Sri, sistem pengelolaan BLUD ke depan akan meniru pola konservasi di Papua, dengan satu operator utama agar pengelolaan lebih terarah, menjaga kenyamanan wisatawan, sekaligus melindungi ekosistem alam.

“Dengan satu operator, wisata tetap bisa dinikmati tapi lewat mekanisme yang lebih elegan dan terstandar. Karena ini destinasi internasional, maka pendekatannya juga harus berkelas,” katanya.

Pemerintah Provinsi Kaltim akan menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Berau dalam waktu dekat. FGD ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat, untuk membahas rencana pengelolaan destinasi Maratua dan sekitarnya dengan standar layanan internasional di bawah BLUD. (*)

Penulis: Redaksi
Editor: Redaksi

Bagikan:

BERITA TERKAIT