Tenggarong, Resonansi.co.id — Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara menekankan pentingnya sistem evaluasi dalam proses pengembangan Pulau Kumala. Evaluasi tidak hanya dilakukan saat proyek berlangsung, tetapi juga sesudahnya, untuk menjamin dampak jangka panjang.
Plt Kepala Dispar Kukar, Arianto, menyampaikan bahwa monitoring pascapembangunan merupakan bagian dari komitmen pelayanan publik yang profesional.
“Kita tidak ingin hanya membangun lalu ditinggal. Harus ada mekanisme monitoring yang ketat,” ujar Arianto.
Evaluasi ini akan mencakup kinerja infrastruktur, kenyamanan pengunjung, dampak terhadap perekonomian lokal, serta keberlanjutan operasional fasilitas.

“Kami ingin tahu apakah program yang dijalankan benar-benar efektif. Kalau ada yang kurang, kita perbaiki. Kalau berhasil, bisa direplikasi ke destinasi lain di Kukar,” jelasnya.
Untuk mendukung evaluasi yang objektif, Dispar Kukar akan menerapkan survei kepuasan pengunjung, audit teknis internal, serta menggandeng akademisi dan pelaku usaha pariwisata.
“Kami akan libatkan kampus dan pelaku usaha supaya evaluasinya objektif. Tidak hanya dinilai oleh kita sendiri,” tambahnya.
Selain itu, indikator evaluasi juga akan mencakup efektivitas promosi digital dan pencapaian target kunjungan wisatawan.
Arianto berharap pendekatan ini dapat menciptakan budaya kerja berbasis data dan responsif terhadap perubahan kebutuhan masyarakat.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan asumsi. Semua harus berdasarkan data dan realita di lapangan,” pungkasnya. (*)